Jumat, 05 Oktober 2012

teori psikodinamika Jung

Carl Gustav Jung
Jung memandang tingkah laku manusia diicu bukan hanya oleh masa lalu tetapi juga oleh pandangan orang mengenai masa depan, tujuan, dan aspirasinya. Pandangan Jung bersifat purposive-mecanistic, event masa lalu dan antisipasi masa depan dapat mempengaruhi tingkah laku.
·        Struktur Kepribadian
Jung tidak berbicara tentang
kepribadian melainkan tentang psyche. Psyche adalah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Jadi jiwa manusia terdiri dari dua alam, yaitu:
a. alam sadar (kesadaran)
b. alam tak sadar (ketidak sadaran)
Kedua alam itu tidak hanya saling mengisi, tetapi berhubungan secara kompensatoris. Adapun fungsi keduanya adalah penyesuaian, yaitu:
1. alam sadar: penyesuaian terhadap dunia luar
2. alam tak sadar: penyesuaian terhadap dunia dalam
Batas antara kedua alam itu tidak tetap, melainkan dapat berubah-ubah, artinya luas daerah kesadaran atau ketidaksadaran itu dapat bertambah dan berkurang.
v Struktur kesadaran
Kesadaran mempunyai dua komponen pokok, yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa, yang masing-masing mempunyai peranan penting dalam orientasi manusia dalam dunianya.
-          fungsi jiwa, yaitu suatu bentuk kejiwaan yang secara teori tiada berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan empat fungsi pokok, yang dua rasional, yaitu pikiran dan perasaan, sedang yang dua lagi irrasional, yaitu pendriaan dan intuisi.
-          Sikap jiwa, yaitu arah daripada energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energi psikis itu dapat ke luar ataupun ke dalam, dan demikian pula arah orientasi manusia terhadap dunianya, dapat ke luar atau ke dalam.
v Struktur ketidaksadaran
Ketidaksadaran mempunyai dua lingkaran, yaitu ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif.
-          ketidaksadaran pribadi, berisikan hal-hal yang diperoleh oleh individu selama hidupnya.
-          Ketidaksadaran kolektif, mengandung isi-isi yang diperoleh selama pertumbuhan jiwa seluruhnya, yaitu pertumbuhan jiwa seluruh jenis manusia, melalui generasinya yang terdahulu.
·        Dinamika Kepribadian
Jung berpendapat, bahwa struktur psyche itu tidak tidak statis, melainkan dinamis, dalam gerak yang terus-menerus. Dinamika ini disebabkan oleh energi psikis yang oleh Jung disebut libido. Libido ini tidak lain dari intensitas kejadian psikis, yang hanya dapat diketahui lewat peristiwa-peristiwa psikis itu.
Interaksi antar struktur kepribadian
-          Prinsip Oposisi
Berbagai system, sikap, dan fungsi kepribadian saling berinteraksi dengan tiga cara, saling bertentangan, saling mendukung, dan bergabung menjadi kesatuan. Prinsip oposisi paling sering terjadi, karena kepribadian berisi berbagai kecenderungan konflik. Menurut Jung, tegangan adalah esensi hidup, tanpa itu tidak ada enerji dan tidak ada kepribadian.
-          Prinsip Kompensasi
Dipakai untuk menjaga agar kepribadian tidak menjadi neurotic. Umumnya terjadi antara sadar dan tak sadar, fungsi yang dominant pada kesadaran dikompensasi oleh hal lain yang direpres.
-          Prinsip Penggabungan
Menurut Jung, kepribadian terus menerus berusaha untuk menyatukan pertentangan-pertentangan yang ada. Berusaha untuk mensintesakan pertentangan untuk mencapai kepribadian yang seimbang dan integral. Integrasi ini hanya sukses dicapai melalui fungsi transenden.
·         Aplikasi dan teknik konseling
Tes Asosiasi Kata
Tujuan Tes Asosiasi Jung adalah untuk mengungkap perasaan-perasaan yang bermuatan kompleks, yang mempunyai muatan emosi yang besar, dan ungkapan emosional itu dapat diukur. Jung memakai 100 kata sebagai stimulus, yang dipilih untuk memancing reaksi emosi. Klien diperintah untuk merespon setiap kata pertama yang muncul dipikirannya. Respon itu dicatat, dilengkapi dengan pengukuran waktu reaksi, degup jantung, dan respon galvanic kulit. Dilakukan ulang untuk memperoleh konsistensi respon.
Teknik Konseling
Ketika menjalani terapi, menurut Jung kliennya akan melewati empat tahapan, yakni pengakuan (confession), pencerahan (elucidation), pendidikan (education), dan perubahan (transformation).
- Konfesi: klien memuntahkan isi-isi tak sadar yang mengganggunya, dengan memakai objek disekitarnya sebagai sarana.
-   Eludikasi: tahap interpretasi dan penjelasan, penyebab timbulnya tingkah laku neurosis yang tidak dikehendaki, mirip dengan transferensi dari Freud.
-    Edukasi: terapis mendorong klien untuk mempelajari tingkah laku baru, agar lien dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menjawab tantangan-tantangan yang muncul. 
Transformasi: memberi jalan klien mencapai realisasi diri. Membantu klien belajar membedakan berbagai aspek jiwa, sehingga klien itu mampu mengatur aspek-aspek itu dalam harmoni dan merealisasi semua potensinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar