Carl Gustav Jung
Jung memandang
tingkah laku manusia diicu bukan hanya oleh masa lalu tetapi juga oleh
pandangan orang mengenai masa depan, tujuan, dan aspirasinya. Pandangan Jung
bersifat purposive-mecanistic, event masa lalu dan antisipasi masa depan dapat
mempengaruhi tingkah laku.
·
Struktur Kepribadian
Jung tidak
berbicara tentang
kepribadian melainkan tentang psyche. Psyche adalah totalitas
segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Jadi
jiwa manusia terdiri dari dua alam, yaitu:
a. alam sadar (kesadaran)
b. alam tak sadar (ketidak sadaran)
Kedua alam itu
tidak hanya saling mengisi, tetapi berhubungan secara kompensatoris. Adapun
fungsi keduanya adalah penyesuaian, yaitu:
1. alam sadar:
penyesuaian terhadap dunia luar
2. alam tak sadar:
penyesuaian terhadap dunia dalam
Batas antara kedua
alam itu tidak tetap, melainkan dapat berubah-ubah, artinya luas daerah
kesadaran atau ketidaksadaran itu dapat bertambah dan berkurang.
v
Struktur kesadaran
Kesadaran mempunyai dua komponen
pokok, yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa, yang masing-masing mempunyai peranan
penting dalam orientasi manusia dalam dunianya.
-
fungsi jiwa, yaitu suatu
bentuk kejiwaan yang secara teori tiada berubah dalam lingkungan yang
berbeda-beda. Jung membedakan empat fungsi pokok, yang dua rasional, yaitu
pikiran dan perasaan, sedang yang dua lagi irrasional, yaitu pendriaan dan
intuisi.
-
Sikap jiwa, yaitu arah
daripada energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi
manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energi psikis itu dapat ke luar
ataupun ke dalam, dan demikian pula arah orientasi manusia terhadap dunianya,
dapat ke luar atau ke dalam.
v
Struktur ketidaksadaran
Ketidaksadaran mempunyai dua
lingkaran, yaitu ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif.
-
ketidaksadaran pribadi,
berisikan hal-hal yang diperoleh oleh individu selama hidupnya.
-
Ketidaksadaran kolektif,
mengandung isi-isi yang diperoleh selama pertumbuhan jiwa seluruhnya, yaitu
pertumbuhan jiwa seluruh jenis manusia, melalui generasinya yang terdahulu.
·
Dinamika Kepribadian
Jung berpendapat,
bahwa struktur psyche itu tidak tidak statis, melainkan dinamis, dalam gerak
yang terus-menerus. Dinamika ini disebabkan oleh energi psikis yang oleh Jung
disebut libido. Libido ini tidak lain dari intensitas kejadian psikis, yang
hanya dapat diketahui lewat peristiwa-peristiwa psikis itu.
Interaksi antar struktur kepribadian
-
Prinsip Oposisi
Berbagai system, sikap, dan fungsi
kepribadian saling berinteraksi dengan tiga cara, saling bertentangan, saling
mendukung, dan bergabung menjadi kesatuan. Prinsip oposisi paling sering
terjadi, karena kepribadian berisi berbagai kecenderungan konflik. Menurut
Jung, tegangan adalah esensi hidup, tanpa itu tidak ada enerji dan tidak ada
kepribadian.
-
Prinsip Kompensasi
Dipakai untuk menjaga agar
kepribadian tidak menjadi neurotic. Umumnya terjadi antara sadar dan tak sadar,
fungsi yang dominant pada kesadaran dikompensasi oleh hal lain yang direpres.
-
Prinsip Penggabungan
Menurut Jung, kepribadian terus
menerus berusaha untuk menyatukan pertentangan-pertentangan yang ada. Berusaha untuk
mensintesakan pertentangan untuk mencapai kepribadian yang seimbang dan
integral. Integrasi ini hanya sukses dicapai melalui fungsi transenden.
·
Aplikasi dan teknik
konseling
Tes Asosiasi Kata
Tujuan Tes Asosiasi Jung adalah
untuk mengungkap perasaan-perasaan yang bermuatan kompleks, yang mempunyai
muatan emosi yang besar, dan ungkapan emosional itu dapat diukur. Jung memakai
100 kata sebagai stimulus, yang dipilih untuk memancing reaksi emosi. Klien
diperintah untuk merespon setiap kata pertama yang muncul dipikirannya. Respon
itu dicatat, dilengkapi dengan pengukuran waktu reaksi, degup jantung, dan
respon galvanic kulit. Dilakukan ulang untuk memperoleh konsistensi respon.
Teknik Konseling
Ketika menjalani terapi, menurut
Jung kliennya akan melewati empat tahapan, yakni pengakuan (confession),
pencerahan (elucidation), pendidikan (education), dan perubahan
(transformation).
- Konfesi: klien memuntahkan
isi-isi tak sadar yang mengganggunya, dengan memakai objek disekitarnya sebagai
sarana.
-
Eludikasi: tahap
interpretasi dan penjelasan, penyebab timbulnya tingkah laku neurosis yang
tidak dikehendaki, mirip dengan transferensi dari Freud.
-
Edukasi: terapis mendorong
klien untuk mempelajari tingkah laku baru, agar lien dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan menjawab tantangan-tantangan yang muncul.
Transformasi: memberi jalan klien mencapai realisasi diri. Membantu klien
belajar membedakan berbagai aspek jiwa, sehingga klien itu mampu mengatur
aspek-aspek itu dalam harmoni dan merealisasi semua potensinya.
kepribadian melainkan tentang psyche. Psyche adalah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Jadi jiwa manusia terdiri dari dua alam, yaitu:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar